A.
Memulai karir bersama Schalke di akhir 80-an, Lehmann segera mendapat
reputasi sebagai kiper yang kerap melakukan kesalahan dan mulai
kehilangan dukungan fans saat menghadapi Bayer Leverkusen di musim
1993-1994. Kebobolan tiga gol hanya dalam waktu tujuh menit di babak
pertama membuat para suporter menyuarakan rasa frustrasi mereka pada
Lehmann yang kala itu masih berusia 23 tahun.
Pelatih Jorg
Berger memutuskan untuk menariknya keluar di saat turun minum, dan
mengatakan jika ia akan berbicara dengan Lehmann keesokan paginya. Namun
Lehmann yang tampak salah paham, kemudian pulang ke rumah dengan
seenaknya. Ia pun dicopot dari skuad selama sepuluh laga berikutnya.
Read More...
B. Lehmann akhirnya membuktikan dirinya di Schalke dan menjadi figur
kunci dari tim yang berlaga di papan atas Jerman itu. Namun di tahun
1998 ia memilih mencari tantangan baru dan bergabung dengan AC Milan.
Enam bulan kemudian, performa Lehmann yang tak menentu menjadikannya
sebagai penghangat bangku cadangan.
"Saya tak tahan lagi. Saya tak siap menghabiskan karir saya dengan hanya menjadi pelapis Sebastiano Rossi," ucapnya kala itu.
Demi mencari kesempatan bermain reguler ia memutuskan untuk hengkang.
Meski pernah mengatakan kalau ia 'lebih baik bermain untuk Schalke di
divisi kedua ketimbang membela Dortmund', tetapi toh akhirnya Lehmann
bergabung juga dengan Dortmund.
Mengingat rivalitas kedua klub,
fans Dortmund menunjukkan kebencian mereka pada Lehmann sejak awal,
dengan menggantung banner bertuliskan 'Sekali Musuh, Tetap Musuh'. Ia
juga dicemooh fans Schalke saat kembali ke sana bersama Dortmund.
C. Sudah dikucilkan oleh suporter Dortmund, Lehmann kembali membuat
masalah dengan mengencani Conny, wanita yang sudah lima tahun menjadi
pacar legenda Dortmund, Knut Reinhardt, sesaat setelah sang gelandang
dijual ke Nurnberg.
"Dia sendiri dan saya pun sendiri. Itu terjadi begitu saja," kilah Lehmann.
Reinhardt amat terguncang dengan skandal itu dan mengatakan, "Saat
Conny mengungkapkan hal itu, rasanya seseorang telah memukul saya dengan
tongkat kayu. Saya bahkan mempertimbangkan untuk mundur dari sepak
bola."
Lehmann pada akhirnya menikahi Conny dan ia baru mengungkapkan hubungannya dengan Lehmann di tahun 2008.
D. Setelah didatangkan Dortmund di bulan Januari, Lehmann menerima
kartu merah pertamanya di bulan April ketika ia menarik rambut Timo
Lange dalam pertandingan melawan Hansa Rostock. "Saya tak disiplin dan
bodoh," sesalnya kala itu.
Namun Lehmann tak pernah jera. Ia
terhindar dari kartu merah ketika menendang Soumaila Coulibaly dalam
kemenangan 5-1 Dortmund melawan Freiburg di tahun 2002 karena wasit tak
melihat insiden itu, namun ia akhirnya mendapat sanksi empat laga.
"Saya memang sengaja menendangnya karena saya pikir ia merusak
pelindung lutut saya. Meski pada saat menendang, saya ingin menarik kaki
saya karena tahu hal itu bodoh, namun sayang semua sudah terlambat saat
itu," papar Lehmann, kembali menyesal.
Februari 2003, Lehmann
diusir keluar lapangan 10 menit sebelum laga usai dalam laga Revierderby
kontra Schalke yang berakhir imbang 2-2. Ia mendapat kartu kuning kedua
karena keluar dari gawangnya karena sebuah alasan konyol, yaitu demi
bertikai dengan rekan setimnya, Marcio Amoroso.
E. Lehmann
meninggalkan Dortmund dan mendarat di Arsenal di tahun 2003. Meski
sering bermain inkonsiten dan juga eksentrik, namun ia selalu diturunkan
sepanjang musim di mana tim Invincible Arsenal mencatat rekor tak
terkalahkan sepanjang musim kala itu.
Tiga pekan sebelum akhir
musim, saat Arsenal unggul 2-1 di kandang Tottenham dan tinggal
selangkah lagi mengunci gelar juara, Lehmann melakukan hal yang
mengancam rekor Arsenal dengan mendorong jatuh Robbie Keane dalam
situasi sepak pojok.
Wasit Mark Halsey menghadiahkan tendangan
penalti dan berbicara dengan asistennya, apakah perlu memberi kartu
merah pada Lehmann atau tidak. Beruntung, ia hanya diganjar kartu kuning
dan pertandingan berakhir imbang 2-2, namun itu sudah cukup bagi
Arsenal untuk mengunci gelar juara. Tetapi tetap saja kelakuan Lehmann
itu tak bisa diabaikan.
F. Ketika bermain imbang 1-1 melawan
Chelsea di musim 2006-2007, Lehmann sempat bersitegang dengan Didier
Drogba dan mendorongnya hingga terjatuh. Wasit Alan Wiley sepertinya tak
memperhatikan insiden itu, dan Drogba kemudian membalas dengan
memberikan dorongan pelan pada Lehmann, tapi sang kiper kemudian
pura-pura jatuh seperti aktor di film komedi. Keduanya diganjar kartu
merah, namun untungnya insiden itu segera dilupakan.
"Tak ada
apa-apa antara saya dengan Drogba. Saya menyukainya. Saya pikir jabat
tangan yang kami lakukan telah mengatakan semuanya," cetus Lehmann.
G. Dalam laga yang sama, Lehmann tampak mengutarakan amarahnya pada
rekan setim Drogba, Frank Lampard. "Beberapa rekan setimnya menghina
saya dengan sangat buruk. Lampard adalah spesialis dalam menghina
seseorang," ujar Lehmann dengan emosi.
Lampard sebaliknya, memilih untuk menunggu beberapa bulan sebelum membalas komentar Lehmann itu.
"Bagi saya, itu semua karena panasnya pertarungan dan tak berguna
membicarakannya pada media setelahnya, namun pekan lalu saya dan sepupu
saya, Jamie Redknapp pergi makan malam di sebuah restoran di London dan
Lehmann duduk hanya beberapa meter dari kami yang ada di meja lain,"
kata Lampard.
"Kami menghampirinya dan ia benar-benar
mengacuhkan kami berdua. Faktanya, ketika ia pergi, ia melewati meja
kami dan tak punya keinginan untuk berkata apa pun - entah itu baik atau
buruk. Mungkin Lehmann memang lebih sensitif dari kita semua."
H. Saat Arsenal didepak Bayern Munich dari pentas Liga Champions dan
para pemain The Gunners berjalan keluar dari lapangan, Lehmann meremas
botol air minum miliknya dengan rasa frustrasi dan berusaha
menyiramkannya pada wasit Massimo di Santis.
Lehmann segera
menghampiri sang wasit dan menjelaskan kalau itu hanya kecelakaan,
bahkan ia mengunjunginya di ruang wasit usai laga. Meski demikian, Di
Santis, merasa jika hal itu disengaja dan menuliskannya dalam laporan
untuk UEFA. Lehmann pun dikenai sanksi dua laga dan Arsene Wenger pun
tak menunjukkan simpatinya dengan mengatakan, "Saya tak bisa menjamin ia
akan mejadi pilihan pertama di awal musim karena ia diskors di Eropa.
Itu sesuatu yang harus saya pikirkan."
I. Musim 2007-2008,
manajer Arsene Wenger memutuskan untuk menunjuk Manuel Almunia sebagai
pilihan pertamanya di bawah mistar gawang Arsenal - keputusan yang tak
bisa diterima oleh Lehmann.
"Sungguh membuat frustrasi. Saat
melihat performanya, saya geram dan harus mengepalkan tangan di dalam
saku. Duduk di bangku cadangan di belakang seseorang yang baru bermain
di usia 30 tahun tidaklah lucu," tuturnya.
Dan Lehmann terus
menyuplai media dengan komentar anti-Almunia sepanjang musim kompetisi,
kendati itu tak mengejutkan kiper asal Spanyol itu.
"Saya harus
mengatasinya setiap hari sejak ia keluar dari tim dan bahkan sebelum
itu. Itu tak mengejutkan saya. Jujur saya jadi terbiasa membaca hal itu
darinya. Ia bisa mengatakan apa yang ia suka. Saya datang ke kamp
latihan dan bekerja bersama Fabianski dan Vito Mannone. Lagipula, mereka
kiper yang lebih baik darinya," kata Almunia pada The Guardian di bulan
April 2008.
J. Lehmann akhirnya meninggalkan Arsenal dan
bergabung bersama Stuttgart di tahun 2008 dan dalam musim debutnya di
sana, kelakuannya makin parah dan mencapai puncaknya dalam waktu dua
laga di Februari 2009.
Saat dibekuk Zenit 2-1 di tanggal 18
Februari, Lehmann meluapkan rasa frustrasinya pada lini belakang
Stuttgart dengan cara merobek bandana milik rekan setimnya, Khalid
Boulahrouz dan melemparkannya ke arah anak gawang.
Tiga hari
kemudian, saat bermain imbang 3-3 melawan Hoffenheim di kandang, Lehmann
menemukan sepatu milik gelandang lawan Sejad Salihovic, yang baru
diganjar kartu kuning akibat melanggar Arthur Boka. Lehmann mengambil
sepatu itu dan melemparnya ke atas jaring gawangnya sendiri.
Ia
mendapat kritik dari pelatih Hoffenheim, Ralf Rangnick namun ia malah
menanggapinya dengan santai sembari berkata, "Sungguh menyedihkan karena
ia tampak tak mengerti aturan. Jika Rangnick mengamati segalanya
sedekat yang ia katakan, ia bakal tahu jika saya melakukan hal itu
dengan segala hal yang saya temukan tergeletak di sekitar area penalti
saya."
K. Di musim 2009-2010, Lehmann dibekukan dari klub
setelah ia tanpa ijin, menghadiri acara Oktoberfest di bulan September.
Pada bulan yang sama di Eintracht Frankfurt, ia mendorong jatuh seorang
fotografer.
Di bulan Oktober, saat kalah 0-1 dari Hannover,
pada menit 81 Lehmann diejek oleh anak gawang yang menolak memberikan
bola kepadanya dan memilih untuk membuangnya di udara. "Inilah tipikal
kebudayaan kita - curang!" komentar Lehmann.
Bulan Desember,
Lehmann mengkritik suporter dan direksi Stuttgart secara terbuka setelah
demonstrasi fans berujung pada pemecatan pelatih Markus Babbel. "Ada
sekumpulan bocah, sebagian besar tengah puber, dan itu membawa dampak
yang memaksa klub mengambil keputusan. Jika Anda punya kekuatan dan
kualitas untuk membuat keputusan yang berlawanan dengan opini publik,
maka segalanya akan lebih baik," sindirnya.
Ia dijatuhi denda 40.000 euro atas komentar pedasnya itu, namun ia menolak untuk membayarnya.
L. Dalam pertandingan Liga Champions kontra Unirea Urziceni, ketika
rekan setimnya di Stuttgart tengah menyerang, Lehmann memutuskan untuk
buang air kecil di belakang gawang.
Sebuah serangan balik lawan
memaksanya berhenti, namun ia mampu kembali ke lapangan sebelum klub
Rumania itu bisa memanfaatkan kondisi. Aksi itu bahkan mendapat pujian
dari direktur Stuttgart, Horst Heldt. "Saya pikir ia mengatasinya dengan
sangat mahir. Itu situasi yang sulit."
M. Tiga hari setelah
insiden di Liga Champions itu, Lehmann kembali menjadi sorotan. Saat
Stuttgart unggul 1-0 atas Mainz, ia diganjar kartu merah akibat
menginjak kaki Aristide Bance di menit akhir. Mainz mendapatkan penalti
dan akhirnya mengunci satu poin, sementara Lehmann dikenai sanksi tiga
laga.
Saat meninggalkan stadion Bruchwegstadion setelah insiden
itu, seorang suporter bertanya mengapa ia tak bisa bersikap normal dan
Lehmann merespon dengan mengambil kacamata fans tersebut dan pergi
begitu saja.
N. Menghabiskan tujuh tahun sebagai pelapis Oliver
Kahn di timnas Jerman, Lehmann mengambil kesempatan untuk menjatuhkan
sang rival jelang Euro 2004 setelah kehidupan pribadi kiper Bayern
Munich itu terkuak di media.
"Saya tak punya pacar berusia 24
tahun. Saya punya hidup yang berbeda," ujar Lehmann merujuk pada fakta
bahwa Kahn mengencani gadis yang ia temui di pesta disko, sesaat setelah
ia bercerai dari istrinya.
Ia juga menambahkan, "Rudi Voller
pernah berkata 'Pemain yang baik menarik perhatian lewat performa bagus
sepanjang waktu dan tidak lewat skandal di luar lapangan'."
Komentarnya itu mengundang kritik di seantero Jerman, dan Kahn tetap
menjadi kiper nomor satu di Euro 2004. Lehmann akhirnya menjadi pilihan
utama Jurgen Klinsmann di Piala Dunia 2006. Keduanya pun tampak sudah
mengubur perseteruan mereka setelah Kahn mendoakan sukses untuk Lehmann
dan memberikan catatan dari pelatih kiper Jerman ketika mereka menang
adu penalti lawan Argentina.
Namun ternyata hal itu belum
berakhir, ketika dalam sebuah wawancara, Kahn menganjurkan Lehmann untuk
pensiun di tahun 2009. Tak hanya itu, saat ditanya apakah Lehmann
seharusnya menjadi bagian skuad Der Panzer di Piala Dunia, Kahn
mengatakan, "Saya harus memberi jalan padanya untuk menjadi kiper utama
di Piala Dunia 2006 dan saya pun menjadi bias. Saya akan katakan tidak."
Lehmann, dalam otobiografinya di tahun 2010, juga mengklaim kalau
dirinya lebih baik dari Kahn dalam mengatasi tekanan dan mengecam
kemampuan sang rival dalam membaca permainan.
0 komentar:
Posting Komentar